KumpulanPuisi Romantis Terbaru Engkau ilmu Aku kebodohan Engkau bijaksana Aku semena-mena Diammu tafakkur Diamku mendengkur Bicaramu pencerahan Bicaraku ocehan Engkau memberi Aku meminta Engkau mengajak Aku memaksa Engkau kaya dari dalam Aku miskin luar-dalam Miskin bagimu adalah pilihan Miskin bagiku adalah keterpaksaan Mulutdan hatiku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa engkaulah utusan Allah tapi kusembah jua diriku, Astaghfirullah! Dan risalahmu hanya kubaca bagai sejarah. Ya Rasulullah Setiap saat jasadku solat setiap kali diriku bersimpuh diriku juga yang kuingat, setiap saat kubaca shalawat setiap saat tak lupa kusampaikan salam PuisiIslam -Gus Mus Islam media-massaku, gaya komunikasi islami masa kini Tempat aku menikam sana-sini Islam organisasiku Islam perusahaanku Islam yayasanku Islam instansiku, menara dengan sejuta Saeful Uyun 6 Agustus 2013 7438 Islam agamaku, nomor satu di dunia Islam benderaku, berkibar dimana-mana Islam tempat ibadahku, mewah bagai istana Sayasungguh tidak paham apa yang dimaksud dengan kata "Islamkah aku?" oleh Gus Mus. Apakah maksudnya "yang benar-benar Islam dan bukan hanya kulitnya saja." jangan-jangan seiring dengan puisi Gus Mus tadi. Mari kita menggunakan puisi Gus Mus untuk cermin untuk merefleksi diri. Oleh Muchlas Samani. Dalam buku "Semua dihandle puisiguruku tercinta puisi untuk guru; puisi gus mus islamkah aku; puisi gus mus rindu kekasih; puisi hari guru dalam bahasa inggris; puisi hari guru dalam bahasa inggris beserta artinya; puisi hari guru dalam bahasa inggris brainly; puisi hari guru dalam bahasa inggris dan artinya; puisi hari guru dalam bahasa inggris dan terjemahannya MembacaPuisi Gus Mus. Belajar membaca pelbagai karya sastra baik Indonesia, Daerah, Dan Dunia.. KH Mustofa Bisri Bacakan Puisi saat di Acara Mata Najwa. #Islam #GusMus oNgeZ. Gus Mus Aku ingin seperti santri berbaju putih yang tiba-tiba datang menghadapmu Duduk menyentuhkan kedua lututnya pada lutut agungmu Meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha-paha muliamu Lalu aku akan bertanya! Ya Rasulullah… Tentang Islamku! Ya Rasulullah… Tentang imanku! Ya Rasulullah… Tentang ihsanku! Ya Rasulullah… Mulut dan hatiku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan engkau Ya Rasulullah utusan Allah Tapi ku sembah juga diriku Astagfirullah… Dan risalahmu hanya kubaca bagai sejarah Ya Rasulullah… Setiap saat jasad ku shalat Setiap kali tubuhku bersimpuh Diriku jua yang ku ingat Setiap saat ku baca salawat setiap kali tak lupa ku baca salam Assalamualaika ayyuha Nabiyu warahmatullahi wabarakatuh Salam kepadamu wahai Nabi juga rahmat berkat Allah Tapi, tak pernah ku sadari Apakah dihadapan ku kau menjawab salam ku Bahkan apakah aku menyalamimu Ya Rasulullah… Ragaku berpuasa dan jiwaku ku lepas bagai kuda Ya Rasulullah… Sekali-kali kubayar zakat dengan niat dapat balasan kontan dan berlipat Ya Rasulullah… Aku pernah naik haji, sambil menaikkan gengsi Ya Rasulullah… Sudah Islamkah aku? Ya Rasulullah… Aku percaya Allah dan sifat-sifatnya Aku percaya malaikat, percaya kitab-kitab suci-Nya Percaya Nabi-nabi utusan-Nya Aku percaya akhirat Percaya qada qadaar-Nya seperti yang kucatat dan ku hafal dari ustad Tapi aku tak tahu seberapa besar itu mempengaruhi laguku Ya Rasulullah… Sudah Imankah aku? Ya Rasulullah… Setiap ku dengar panggilan aku menghadap Allah Tapi apakah Ia menjumpaiku Sedang wajah dan hatiku tak menentu Ya Rasulullah… Dapatkah aku berihsan? Ya Rasulullah… Ku ingin menatap meski sekejap wajahmu yang elok mengelok Setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap Ya Rasulullah… Ku ingin mereguk senyummu segar setelah dahaga dipadang kehidupan hambar hampir membuatku terkapar Ya Rasulullah… Meski secercah teteskan cahayamu Buat bekalku sekali lagi menghampiri-Nya Kutipan kalimat di atas adalah penggalan “Puisi Islam“ karya salah satu pemimpin Islamis, Indonesia, Rais Aam Nahdlatul Ulama, Kyai Haji Mustofa Bisri. Akrab dengan sebutan Gus Mus, Mustofa Bisri dikenal juga sebagai penulis kolom dan budayawan terkemuka di tanah air. Puisi tersebut kembali diperdengarkan dalam sebuah acara yang berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta, akhir Januari lalu. Acara tersebut merupakan kerjasama seni budaya antara Gus Mus dengan dengan seniman Jaya Suprana, tokoh Museum Rekor Indonesia. Apa kira-kira pesan yang ingin disampaikan Gus Mus lewat puisi ini? Lengkapnya puisi tersebut PUISI ISLAM Islam agamaku nomor satu di dunia Islam benderaku berkibar di mana-mana Islam tempat ibadahku mewah bagai istana Islam tempat sekolahku tak kalah dengan yang lainnya Islam sorbanku Islam sajadahku Islam kitabku Islam podiumku kelas eksklusif yang mengubah cara dunia memandangku Tempat aku menusuk kanan kiri Islam media massaku Gaya komunikasi islami masa kini Tempat aku menikam sana sini Islam organisasiku Islam perusahaanku Islam yayasanku Islam istansiku , menara dengan seribu pengeras suara Islam muktamarku, forum hiruk pikuk tiada tara Islam bursaku Islam warungku hanya menjual makanan sorgawi Islam supermarketku melayani segala keperluan manusiawi Islam makananku Islam teaterku menampilkan karakter-karakter suci Islam festifalku memeriahkan hari-hari mati Islam kaosku Islam pentasku Islam seminarku, membahas semua Islam upacaraku, menyambut segala Islam puisiku, menyanyikan apa saja Tuhan, Islamkah aku? Di akun facebooknya, Mustofa Bisri, menulis ia tak tahu dan tak peduli apa tanggapan para menteri, pimpinan DPR, jendral-jendral, para ustadz, para cerdik-cendekiawan, budayawan dan seniman yang hadir malam itu tentang puisinya. Bagaimana tanggapan Anda? PUISI ISLAM Gus Mus salah satu karangan KH. A. Mustofa Bisri Gus Mus ………………………………………PUISI ISLAM……………………………….. Islam agamaku nomor satu di dunia Islam benderaku berkibar di mana-mana Islam tempat ibadahku mewah bagai istana Islam tempat sekolahku tak kalah dengan yang lainnya Islam sorbanku Islam sajadahku Islam kitabku Islam podiumku kelas exclussive yang mengubah cara dunia memandang Tempat aku menusuk kanan kiri Islam media massaku Cahaya komunikasi islami masa kini Tempat aku menikam saat ini Islam organisasiku Islam perusahaanku Islam yayasanku Islam istansiku , menara dengan seribu pengeras suara Islam muktamarku, forum hiruk pikuk tiada tara Islam pulsaku Islam warungku hanya menjual makanan sorgawi Islam supermarketku melayani segala keperluan manusiawi Islam makananku Islam teaterku menampilkan karakter-karakter suci Islam festifalku memeriahkan hari-hari mati Islam kaosku Islam pentasku Islam seminarku, membahas semua Islam upacaraku, menyambut segala Islam puisiku, menyanyikan apa saja Tuhan islamkah aku? Jumat, 03 Maret 2017 1258 WIB Oleh KH A Mustofa BisriIslam agamaku nomor satu di duniaIslam benderaku berkibar di mana-manaIslam tempat ibadahku mewah bagai istanaIslam tempat sekolahku tak kalah dengan yang lainnyaIslam sorbankuIslam sajadahkuIslam kitabkuIslam podiumku kelas exclussive yang mengubah cara dunia memandangkuTempat aku menusuk kanan kiriIslam media massakuGaya komunikasi islami masa kiniTempat aku menikam sana siniIslam organisasikuIslam perusahaankuIslam yayasankuIslam istansiku , menara dengan seribu pengeras suaraIslam muktamarku, forum hiruk pikuk tiada taraIslam bursakuIslam warungku hanya menjual makanan sorgawiIslam supermarketku melayani segala keperluan manusiawiIslam makanankuIslam teaterku menampilkan karakter-karakter suciIslam festifalku memeriahkan hari-hari matiIslam kaoskuIslam pentaskuIslam seminarku, membahas semuaIslam upacaraku, menyambut segalaIslam puisiku, menyanyikan apa sajaTuhan Islamkah aku? Home » Kongkow » Puisi » Puisi Islam - Jumat, 09 Oktober 2020 1900 WIB Islam agamaku, nomor satu di dunia Islam benderaku, berkibar dimana-mana Islam tempat ibadahku, mewah bagai istana Islam tempat sekolahku, tak kalah dengan lainnya Islam sorbanku Islam sajadahku Islam kitabku Islam podiumku, kelas eksklusif yang mengubah cara dunia memandangku Tempat aku menusuk kanan-kiri Islam media-massaku, gaya komunikasi islami masa kini Tempat aku menikam sana-sini Islam organisasiku Islam perusahaanku Islam yayasanku Islam instansiku, menara dengan seribu pengeras suara Islam muktamarku, forum hiruk-pikuk tiada tara Islam bursaku Islam warungku, hanya menjual makanan sorgawi Islam supermarketku, melayani segala keperluan manusiawi Islam makananku Islam teaterku, menampilkan karakter-karakter suci Islam festivalku, memeriahkan hari-hari mati Islam kausku Islam pentasku Islam seminarku, membahas semua Islam upacaraku, menyambut segala Islam puisiku, menyanyikan apa Tuhan, Islamkah aku? Sajak puisi yang berjudul “PUISI ISLAM” ini di karang oleh GUSMUS, suka kata - kata terakhirnya ; “Tuhan, Islamkah aku?” Sumber Cari Artikel Lainnya

puisi gus mus islamkah aku